Wakil Pimpinan Wilayah (Wapimwil) Bulog NTB Musazdin Said didampingi oleh Tim Jemput Gabah dan Pegawai Bulog NTB Memeriksa Kadar Air Gabah Petani.
SAVANANEWS - Strategi jemput gabah menjadi ujung tombak upaya BULOG Provinsi Nusa Tenggara barat dalam mencapai target penyerapan hasil produksi petani di 10 Kabupaten Kota. Dalam skema ini, tim BULOG bekerja sama dengan jaringan Babinsa dan Pemerintah Daerah untuk memantau titik-titik panen dan memastikan bahwa hasil pertanian dapat langsung terserap.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa strategi jemput bola yang dilakukan Perum BULOG, berhasil menciptakan kepastian pasar dan harga bagi petani, belum lagi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500/kg menjadi jangkar penting dalam memastikan nilai jual yang layak.
Wakil Pimpinan Wilayah (Wapimwil) Bulog NTB Musazdin Said mengatakan, serapan gabah kering panen (GKP) petani hingga kini mencapai 80.495,73 ton jumlah ini melampaui target selama musim panen bulan April 2025 sebanyak 56.731 ton.
"Jadi memang apabila kita lihat dari persentasinya, serapan gabah ini sudah di atas 100 persen atau sekitar 141,89 Persen," Ujar Musazdin disela menjemput gabah petani di Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok barat, Selasa (15/4).
Dijelaskan Musazdin, capaian ini tidak lepas dari strategi Bulog NTB untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dengan melibatkan jaringan Babinsa dan Tim Jemput Gabah (TJG) BULOG NTB. "Tim jemput gabah ini terjun lansung melakukan pembelian ke para petani dan poktan (kelompok petani) di wilayah wilayah NTB ini," terangnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memasifkan koordinasi dengan mitra pengadaan pangan (MPP), selain itu, keberadaan Babinsa beserta Dinas pertanian yang menerjunkan petugas penyuluh lapangan mereka cukup membantu serapan gabah petani yang dilakukan oleh Bulog.
Adapun untuk memastikan kelayakan Gabah petani, pihaknya menerjunkan petugas pemeriksa gabah dengan mengukur kadar air gabah sesuai standarisasi yang sudah ditetapkan."Standar gabah kering panen yang kami cek hari ini kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%. Sementara untuk gabah kering giling, kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%," paparnya.
Demi mewujudkan swasembada pangan dan kesejahteraan petani, pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dan meningkatkan koordinasi bersama para kelompok tani. Hal ini dianggap penting agar para petani mengetahui program serapan gabah oleh Bulog.
"Kami berharap dengan upaya sosialisasi ini seluruh petani di NTB ini mengetahui tentang program serapan gabah," tambahnya.
Dijelaskan Wapimwil bahwa Luas lahan panen di Provinsi Nusa Tenggara barat mencapai 310 ribu hektare dengan proyeksi hasil produksi lebih dari 900 ribu ton gabah kering panen (GKP). Dari jumlah tersebut, Bulog NTB memiliki target dari pusat sebesar 180.600 ton selama tahun 2025.
"Target kira 180.600 ton, kita optimis akan menuntaskan target tersebut, mengingat hasil panen petani kita sebagian besar bagus," pungkasnya. (YnG)
0 Comments