Kepala Dinas Dikbud Lobar H Nasrnun yang hadir langsung dalam ekspose tersebut mengaku sangat baik,.
“ini bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lain di Lobar, sebelum mengajukan izin belajar tatap muka memang sangat perlu ekspose melibatkan semua unsur terkait,”kata Nasrun.
Dikatakan, semua komponen dilibatkan oleh sekolah sehingga mengajak mereka untuk ikut bertanggung jawab. Setelah semua disepakati dan dibuatkan SOP maka barulah sekolah mempersiapkan berkas dan dokumen pengajuan tatap muka tersebut.
Dimana di era new normal ini sekolah yang merasa siap diizinkan mengusulkan mengadakan belajar tatap muka ke dinas. Selanjutnya tim gabungan Dikbud dan Dikes akan turun ke sekolah-sekolah untuk memferivikasi kelengkapan dokumen mengacu protokol kesehatan sesuai SKB 4 Menteri, sampai dengan hal teknis menyangkut kelengkapan peralatan. Hasil dari verifikasi ini, pihaknya membuat rekomendasi untuk diajukan permintaan izin kepada Bupati.
Di Lobar sendiri sudah ada delapan sekolah yang mngajukan lebih dulu, hanya saja yang melakukan ekspose baru dilakukan di SMP 2 Lingsar. “Baru di SMP 2 Lingsar melakukan ini (ekspose red),”tukas dia. Diakui usukan belajar tatap muka ini terus bertambah, karena selain delapan sekolah ini baru-baru ini juga ada 10 sekolah mengusulkan diri.
“Delapan sekolah ini juga belum dapat izin dari pak bupati,”ujar dia. Pertimbangannya belum diberikan izin, mengacu instrument yang terbit terbaru mulai dari protokol kesehatan, syarat utamanya adalah hijau atau kuning. Hal ini kata dia untuk mencegah adanya penularan baru dari anak murid di Sekolah.
Kepsek SMPN 2 Lingsar, Tajuddin menerangkan ekspose ini melibatkan semua unsur. Mulai dari Forkopimcam Lingsar, dari semua tim gugus tugas Covid-19 baik itu camat, polsek, danramil sampai desa. Tim kesehatan juga dilibatkan, seperti puskesmas dan melibatkan PMI untuk mengatur rekayasan pelaksanaan tatap muka kalau disetujui tatap muka tersebut. PMI juga melatih PMR di sekolah.
“Kami ingin pastikan semua protokol kesehatan di SMP N 2 Lingsar berjalan sesuai yang ditetapkan oleh tim gugus tugas,”tegas dia.
Pihaknya tak mau melaksanakan tatap muka ini dengan tergesa-gesa. Setelah pertemuan ini, akan disusun SOP tentang pelaksanaan tatap muka ini sesuai dengan kesepakatan dan masukan dari semua peserta yang hadir dalam ekpose tersebut.
Ia menambahkan, terkait kesiapan sekolah untuk penerapan tatap muka ini dipastikannya secara fisik sudah siap. Karena dari sisi kesiapan peralatan, seperti alat pengukur suhu tubuh, spanduk, tempat cuci tangan, penyemprotan dan hand sanitizer hingga ruangan-ruangan untuk penanganan sementara bagi murid yang memiliki suhu tubuh diatas rata-rata.
“Ruangan ini seperti arahan pak kepala puskesmas bagi anak-anak suhu tubuh tinggi dipisahkan di ruangan tersebut,”imbuh dia.
Adanya inovasi usulan belajar tatap muka ini dilakukan karena berangkat dari mekanisme tanggung jawab harus betul-betul dilaksanakan. “Keterlibatan semua teman-teman ini juga, tidak bisa diserahkan ke sekolah saja. Sehingga masyarakat dan kades pun bertanggung jawab juga terhadap warganya yang menjadi murid disini,”tukas dia. (*)
0 Comments