Diusianya yang menginjak 21 tahun tersebut muzakir hanya memiliki tinggi badan 65 centimeter dengan bobot tubuh mencapai 10 kilogram serta bentuk fisik masih menyerupai anak-anak usia balita.
Meski sudah beranjak remaja, kebiasaan muzakir juga masih layaknya anak anak dan belum bisa berbicara ia hanya bisa tertawa dan menangis jika menginginkan sesuatu.
Putra pertama dari pasangan suami istri bernama Junaidi (48 tahun) dan Murah (47 tahun) lahir pada bulan maret tahun 1999 dalam kondisi prematur dan didiagnosa mengalami kelainan bawaan dan berdampak pada keterlambatan pertumbuhan tubuhnya oleh tim medis.
Sejak kecil muzakir kecil memang hidup prihatin karena sang ayah menghilang meninggakan istrinya saat dirinya masih dalam kandungan, sementara sang ibu menikah lagi dan muzakir hanya bisa dirawat oleh sang kakek yang setiap hari setia menemaninya bermain dan mencukupi kebutuhannya.
“ayahnya dulu pergi merantau ke Malaysia, namun menghilang tidak ada kabar dan Ibunya menikah lagi akhirnya saya yang merawatnya," ucap Giman kakek dari Muzakir.
"Belum lagi Neneknya juga meninggal jadi sekarang saya sendiri yang merawat," tambahnya.
Saat ini muzakir diasuh sendiri oleh sang kakek yang telah berusia 65 tahun yang bekerja sebagai buruh serabutan dan menggantungkan hidup dari keluarga jauh dan juga para tetangga yang bersimpati padanya.
karena kondisinya tersebut Muzakir dan sang kakek berharap ada uluran tangan dari para donatur atau pemerintah setempat untuk bisa bertahan hidup memenuhi kebutuhan makan minum mereka sehari hari. (Lkm)
0 Comments