MATARAM - Ironi dunia pendidikan menimpa SDN Model Kota Mataram di Hari Guru Nasional tahun 2019.
Semenjak berdiri pada tahun 2008, SDN Model yang menerapkan sistem full day school ini hingga kini belum memiliki gedung sendiri.
Walimurid SDN Model Mataram, Kukuh Sugiarto menceritakan tentang kondisi sekolah tempat tiga anaknya menimba ilmu tersebut.
Diceritakan bahwa SD tersebut didirikan atas inisiatif Universitas Mataram dan Pemerintah Kota Mataram. Sekolah tersebut berada di kawasan kampus II Universitas Mataram di Jalan Brawijaya.
Namun entah mengapa, akhirnya pihak Unram memutuskan kontrak sehingga mengambil alih ruang yang digunakan SD tersebut.
SDN Model kemudian dipindahkan dan menumpang di SMP 14 Mataram pada Juni 2016. Ruang yang tidak terpakai di SMP tersebut disulap menjadi ruang kelas.
Namun masalah baru kembali muncul. Kini SMP 14 Mataram akan memperluas ruang sehingga meminta SD tersebut hengkang dari lokasi mereka. Ini justru membuat panik para guru dan orang tua siswa.
"SD Model Kota Mataram itu salah satu SD berprestasi, ironisnya enggak punya gedung sekolah, biasanya numpang gedung sekolah lain kayak anak kost dan sekarang kali kedua diusir ibu kost," kata Kukuh Sugiarto.
Kukuh memiliki tiga anak yang bersekolah di SDN Model Kota Mataram. Masing-masing anaknya duduk di bangku kelas tiga, empat dan kelas enam. Dia menyekolahkan anaknya di sana karena SD tersebut dikenal berprestasi.
Kukuh juga mengkritisi Pemkot Mataram yang justru sibuk mempercantik kota di saat sekolah tersebut terancam bubar akibat tidak memiliki gedung. Pemkot Mataram justru tidak memberikan solusi untuk masalah tersebut.
"Padahal Pemda mampu bangun waterpark, tugu kota, space frame, batas kota, trotoar, taman kota dengan nilai miliaran, tapi untuk investasi SDM dengan bangun gedung sekolah kok enggak mampu," ujarnya.
Dia berharap Pemkot membuka mata dengan kondisi SDN Model Mataram. Pemkot diminta untuk mencari lokasi membangun sekolah tersebut agar tidak lagi menumpang di tempat lain. (*)
Semenjak berdiri pada tahun 2008, SDN Model yang menerapkan sistem full day school ini hingga kini belum memiliki gedung sendiri.
Walimurid SDN Model Mataram, Kukuh Sugiarto menceritakan tentang kondisi sekolah tempat tiga anaknya menimba ilmu tersebut.
Diceritakan bahwa SD tersebut didirikan atas inisiatif Universitas Mataram dan Pemerintah Kota Mataram. Sekolah tersebut berada di kawasan kampus II Universitas Mataram di Jalan Brawijaya.
Namun entah mengapa, akhirnya pihak Unram memutuskan kontrak sehingga mengambil alih ruang yang digunakan SD tersebut.
SDN Model kemudian dipindahkan dan menumpang di SMP 14 Mataram pada Juni 2016. Ruang yang tidak terpakai di SMP tersebut disulap menjadi ruang kelas.
Namun masalah baru kembali muncul. Kini SMP 14 Mataram akan memperluas ruang sehingga meminta SD tersebut hengkang dari lokasi mereka. Ini justru membuat panik para guru dan orang tua siswa.
"SD Model Kota Mataram itu salah satu SD berprestasi, ironisnya enggak punya gedung sekolah, biasanya numpang gedung sekolah lain kayak anak kost dan sekarang kali kedua diusir ibu kost," kata Kukuh Sugiarto.
Kukuh memiliki tiga anak yang bersekolah di SDN Model Kota Mataram. Masing-masing anaknya duduk di bangku kelas tiga, empat dan kelas enam. Dia menyekolahkan anaknya di sana karena SD tersebut dikenal berprestasi.
Kukuh juga mengkritisi Pemkot Mataram yang justru sibuk mempercantik kota di saat sekolah tersebut terancam bubar akibat tidak memiliki gedung. Pemkot Mataram justru tidak memberikan solusi untuk masalah tersebut.
"Padahal Pemda mampu bangun waterpark, tugu kota, space frame, batas kota, trotoar, taman kota dengan nilai miliaran, tapi untuk investasi SDM dengan bangun gedung sekolah kok enggak mampu," ujarnya.
Dia berharap Pemkot membuka mata dengan kondisi SDN Model Mataram. Pemkot diminta untuk mencari lokasi membangun sekolah tersebut agar tidak lagi menumpang di tempat lain. (*)
Social Header