(Savananews.com) Mataram - Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani duduk bersama menjadi pembicara pada di acara "Ngaji bareng Gubernur" yang diadakan di Ruang Serbaguna Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Mataram, Selasa (7/5).
Kegiatan "ngaji" kali ini mengangkat tema "Perekonomian NTB : Terkini, kedepan, dan tantangannya".
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Zul menjelaskan pandangannya bahwa salah satu masalah mendasarnya yang harus disegerakan untuk membangkitkan perekonomian di NTB adalah industrialisasi. "Impornya masih lebih besar daripada ekspor. Bagaimana kita mau kuat? Industrialisasi harus segera hadir di NTB " tegas Gubernur Zul
"Jika kita impor terus, kita tidak akan bisa maju, industrialisasi harus bisa segera hadir di NTB. Jika industrialisasi bisa dilaksanakan di NTB, ini adalah tamparan pusat bagi pemerintah pusat" tambahnya
Gubernur juga menyampaikan tekad pemerintah Provinsi NTB untuk mengangkat Perekonomian dengan industrialisasi yang sedang menjadi fokus utama. "Selama impor dari luar daerah lebih besar daripada ekspor, kita akan sulit untuk maju. Industrialisasi pahit dan susah, namun kita harus mulai, untuk mewujudkan NTB yang lebih sejahtera" jelas Gubernur Zul
" Mudah-mudahan dengan pengajian statistik ini, para Kepala OPD dan kita semua yang hadir bisa mengetahui betapa besar tanggungjawab kita. Namun jika kita tahu caranya, akan sangat menantang dan menyenangkan sekali. Untuk itu, bersilaturahmi seperti ini akan sangat bermanfaat sekali" tutup Gubernur
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani menjelaskan bahwa kondisi Perekonomian Nasional diperkirakan masih tetap terjaga di kisaran 5%. "Kedepan perlu dikembangkan sumber pertumbuhan baru untuk mendukung akselerasi pertumbuhan sehingga Indonesia keluar dari middle income trap" jelas Sarwani didepan seluruh hadirin.
Provinsi NTB sendiri jika dibandingkan dengan daerah lainnya dan Balinustra, pertumbuhan ekonomi NTB berada di posisi paling rendah. Peran ekspor luar negeri dalam menopang perekonomian daerah cenderung tidak setinggi daerah lainnya. " IPM Provinsi NTB ada di angka 67,30 sedangkan Bali ada di angka 74, 77. Provinsi Sulawesi Tengah yang juga terdampak gempa ada di angka 68,88" terang Sarwani
"Kami juga berharap di sektor pariwisata bisa menjadi sebuah industri yang lengkap, tidak hanya sekedar tiap desa memiliki desa wisata. Namun adalah tentang bagaimana memasarkannya secara integrasi, baik online maupun offline. Kita harus mau bekerjasama " tutupnya.
Diskusi ini juga membahas berbagai sektor meliputi pariwisata, pertanian, hingga kontribusi ekonomi di berbagai sektor lain di Provinsi NTB. Bank Indonesia sendiri pada akhir diskusi memberikan penawaran beberapa hal strategis jangka pendek dan panjang yang perlu dilakukan untuk mendorong perekonomian NTB tahun 2019. Pada jangka pendek, BI memberikan penawaran strategis antara lain, meningkatkan koordinasi dan peran TPID dalam mengantisipasi periode perayaan HKBN, menjaga ketersediaan bahan bangunan dan tenaga kerja, akselerasi pembangunan huntap, integrasi paket wisata dengan Bali, melanjut akselerasi belanja daerah.
Sedangkan pada Jangka panjang, BI memberikan rekomendasi antara lain :
Penguatan SDM untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan daya saing ekspor non tambang, hilirisasi industri pengolahan, industrialisasi pariwisata.
Turut Hadir pada kesempatan tersebut seluruh kepala OPD dan Biro lingkup Pemerintah Provinsi NTB, kepala BPS provinsi NTB, dan Direktur Bank NTB syariah. (*)
Kegiatan "ngaji" kali ini mengangkat tema "Perekonomian NTB : Terkini, kedepan, dan tantangannya".
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Zul menjelaskan pandangannya bahwa salah satu masalah mendasarnya yang harus disegerakan untuk membangkitkan perekonomian di NTB adalah industrialisasi. "Impornya masih lebih besar daripada ekspor. Bagaimana kita mau kuat? Industrialisasi harus segera hadir di NTB " tegas Gubernur Zul
"Jika kita impor terus, kita tidak akan bisa maju, industrialisasi harus bisa segera hadir di NTB. Jika industrialisasi bisa dilaksanakan di NTB, ini adalah tamparan pusat bagi pemerintah pusat" tambahnya
Gubernur juga menyampaikan tekad pemerintah Provinsi NTB untuk mengangkat Perekonomian dengan industrialisasi yang sedang menjadi fokus utama. "Selama impor dari luar daerah lebih besar daripada ekspor, kita akan sulit untuk maju. Industrialisasi pahit dan susah, namun kita harus mulai, untuk mewujudkan NTB yang lebih sejahtera" jelas Gubernur Zul
" Mudah-mudahan dengan pengajian statistik ini, para Kepala OPD dan kita semua yang hadir bisa mengetahui betapa besar tanggungjawab kita. Namun jika kita tahu caranya, akan sangat menantang dan menyenangkan sekali. Untuk itu, bersilaturahmi seperti ini akan sangat bermanfaat sekali" tutup Gubernur
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani menjelaskan bahwa kondisi Perekonomian Nasional diperkirakan masih tetap terjaga di kisaran 5%. "Kedepan perlu dikembangkan sumber pertumbuhan baru untuk mendukung akselerasi pertumbuhan sehingga Indonesia keluar dari middle income trap" jelas Sarwani didepan seluruh hadirin.
Provinsi NTB sendiri jika dibandingkan dengan daerah lainnya dan Balinustra, pertumbuhan ekonomi NTB berada di posisi paling rendah. Peran ekspor luar negeri dalam menopang perekonomian daerah cenderung tidak setinggi daerah lainnya. " IPM Provinsi NTB ada di angka 67,30 sedangkan Bali ada di angka 74, 77. Provinsi Sulawesi Tengah yang juga terdampak gempa ada di angka 68,88" terang Sarwani
"Kami juga berharap di sektor pariwisata bisa menjadi sebuah industri yang lengkap, tidak hanya sekedar tiap desa memiliki desa wisata. Namun adalah tentang bagaimana memasarkannya secara integrasi, baik online maupun offline. Kita harus mau bekerjasama " tutupnya.
Diskusi ini juga membahas berbagai sektor meliputi pariwisata, pertanian, hingga kontribusi ekonomi di berbagai sektor lain di Provinsi NTB. Bank Indonesia sendiri pada akhir diskusi memberikan penawaran beberapa hal strategis jangka pendek dan panjang yang perlu dilakukan untuk mendorong perekonomian NTB tahun 2019. Pada jangka pendek, BI memberikan penawaran strategis antara lain, meningkatkan koordinasi dan peran TPID dalam mengantisipasi periode perayaan HKBN, menjaga ketersediaan bahan bangunan dan tenaga kerja, akselerasi pembangunan huntap, integrasi paket wisata dengan Bali, melanjut akselerasi belanja daerah.
Sedangkan pada Jangka panjang, BI memberikan rekomendasi antara lain :
Penguatan SDM untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan daya saing ekspor non tambang, hilirisasi industri pengolahan, industrialisasi pariwisata.
Turut Hadir pada kesempatan tersebut seluruh kepala OPD dan Biro lingkup Pemerintah Provinsi NTB, kepala BPS provinsi NTB, dan Direktur Bank NTB syariah. (*)
Social Header