(Savananews.com) Lombok Barat - Visi Gubernur NTB,
Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB,
Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah menghadirkan industri
pengolahan di daerah ini mulai terlihat. Baru enam bulan memimpin NTB, Gubernur langsung meresmikan sebuah industri
Penyulingan cengkeh, yang belokasi Banyumulek,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Selasa (12/03/2019).
Gubernur menyambut
baik hadirnya industri pengolahan hasil pertanian tersebut. Sebab, hadirnya
industri tersebut jelasnya selaras
dengan visi baru Gubernur dan Wakil Gubernur NTB saat ini.
"Persoalan
kita saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan," ungkap Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB itu.
Untuk mengatasi
kedua persoalan itu kata Doktor Zul adalah dengan membangun industri pengolahan
sebanyak-banyaknya. Sehingga bahan baku hasil pertanian itu bisa diolah menjadi
bahan siap pakai yang memiliki nilai ekonomis tinggi dibanding sebelum diolah.
Selain itu, hadirnya industri itu lanjut Gubernur akan
menyerap abngak tenaga kerja yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat.
"Kalau
masyarakat sudah kerja, maka akan ada gaji tetap. Sehingga ada jaminan
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan," tegas Gubernur pendiri
Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) itu.
Gubernur juga
yakin, dengan hadirnya industri
itu, maka produktifitas pertanian NTB
akan meningkat. Begitu juga dengan produksi bidang bidang lain, seperti
perikanan, kelautan dan peternakan.
"Tugas
selanjutnya adalah undang masyarakat untuk belajar merakit mesin ini. Bikinkan replikanya, dan serahkan kepada setiap desa di Lombok
Utara," ungkap Gubernur di hadapan karyawan dan masyarakat yang hadir.
Sementara itu, Ketua JP Institut Ainurrahman, ST. yang menginisiasi industri tersebut
menjelaskan keberadaan industri itu merupakan salah satu ikhtiar untuk
mewujudkan NTB Gemilang. Termasuk proses recovery daerah setelah musibah gempa
bumi tahun lalu.
"Program zero
waste itu selaras dengan industri ini.
Sebab, kami memanfaatkan limbah dari cengkeh untuk proses pembuatannya,"
jelasnya.
Ia juga melaporkan
proses penyulingan minyak cengkeh ini membutuhkan satu ton bahan baku dalam
satiap produksinya. Dalam sehari,
pihaknya bisa memproduksi dua kali.
Sehingga bahan baku yang dibutuhkan setiap harinya sekitar dua ton.
"Dana yang
dikeluarkan setiap kilonya adalah 1.500 rupiah. Sehingga dalam sebulan sekitar
78 juta untuk bahan baku," jelasnya.
Minyak cengkeh yang
dihasilkan katanya bisa mencapai 30 sampai 35 kg setiap produksi. Kemudian
semuanya dipasarkan ke luar daerah.
Karena itu ia
menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi NTB yang membangun
pembangunan industri tersebut.
Hadir juga pada
kegiatan itu Komandan Korem 162 Wirabhakti. (*)
Social Header